Menggunakan Empathy Map dalam Proses Design Thinking


Contoh Empathy Map (Source: suitmedia)

Dalam rangkaian STEM and Digitalisastion Course yang penulis ikuti di Nanyang Polytechnic International (NYPi) Singapura beberapa waktu lalu, terdapat materi yang sangat menarik dan coba penulis implementasikan dalam pembelajaran IPA di kelas, yaitu terkait dengan penggunaan Empathy Map.

Empathy Map merupakan alat visual yang digunakan dalam proses Design Thinking untuk membantu tim memahami lebih baik pengguna mereka. Empathy map berfokus pada empat aspek utama pengalaman pengguna (user experiences): apa yang mereka katakan (says), pikirkan (thinks), rasakan (feels), dan lakukan (does).

Berikut penggunaan Empathy Map yang penulis coba terapkan di dalam kelas sebagai proses Design Thinking dalam Pembelajaran IPA Topik Kelistrikan.

Says (Katakan)

  • Siswa sering mengatakan bahwa mereka merasa sulit memahami konsep ini.
  • Beberapa siswa berbicara tentang keinginan mereka untuk lebih banyak berinteraksi dengan teman sekelas selama pembelajaran.
  • Sebagian siswa menyatakan bahwa mereka ingin guru memberikan lebih banyak contoh konkret untuk membantu mereka memahami materi.

Thinks (Pikirkan)

  • Siswa berpikir bahwa mereka mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk merenung tentang konsep-konsep yang rumit.
  • Beberapa siswa berpikir bahwa mereka mungkin perlu mencari referensi tambahan untuk memperdalam pemahaman mereka.
  • Sebagian siswa berpikir bahwa mereka harus lebih berpartisipasi dalam diskusi kelas untuk meningkatkan pemahaman mereka.

Does (Lakukan)

  • Siswa mencatat catatan selama pelajaran untuk membantu mereka mengingat informasi.
  • Beberapa siswa mencoba melakukan pencarian informasi online untuk mencari sumber daya tambahan.
  • Sebagian siswa aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas dan kelompok.

Feels (Rasakan)

  • Siswa merasa cemas saat menghadapi konsep-konsep yang rumit, terutama terkait dengan perhitungan dan penerapan rumus.
  • Beberapa siswa merasa frustrasi ketika mereka tidak dapat memahami materi ditandai dengan mulai malas mencoba menyelesaikan tantangan dan soal yang diberikan guru.
  • Sebagian siswa merasa termotivasi dan antusias ketika mereka berhasil memahami sesuatu dengan baik.
Hasil Empathy Map ini menjadi modal penting (asesmen awal/pre-asesment) yang dapat penulis gunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan pembelajaran. Guru harus memahami karakteristik dan kesiapan belajar siswa sebagai subjek pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi salah satu poin penting penerapan kurikulum merdeka yang berpihak pada siswa.

Related

newsticker 6748273731140782690

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow us !

My Channel

Trending

item